Hari Kartini. Jalanan Jakarta mulai semrawut dan saya sedikit tergesa menuju halte busway. Sekilas saya melihat busway yang berdatangan dan mata ini langsung tertarik ke sebuah pemandangan menarik. Pramudi busway itu mengenakan pakaian daerah. Bukan kebaya simpel yang kebanyakan wanita Jakarta kenakan pada hari itu sebagai solidaritas untuk merayakan Hari Kartini, tetapi sebuah pakaian adat Minang berwarna merah cerah lengkap dengan kain sarung berhias benang emas sebagai bawahan. Tidak lupa tambahan aksesori selendang kain songket plus sunting (hiasan kepala) Minang yang ukurannya tidak kecil.
Saya terpesona.... Speechless. Busana yang cantik. Sang pramudi dengan badannya yang sedikit besar berada di belakang kemudi bus TransJakarta, mencoba menembus keruwetan Jakarta. Kartini pasti bangga jika punya kesempatan melihat hal seperti ini. Sejenak kemudian saya dan pramudi bus sempat beradu pandang, mungkin dia menyadari tatapan kagum saya yang terus mengekor dia. Saya tersenyum lebar sembari mengacungkan jempol untuk memuji penampilannya pagi itu. Dia membalas senyum saya, menularkan semangat Hari Kartini dan melanjutkan pekerjaannya. Sunting emas di kepalanya bergoyang dinamis mengikuti ritme bus.
Selamat Hari Kartini. Bukankah menyenangkan jika semua perempuan di Indonesia memiliki kesempatan untuk mendapat pendidikan layak dan kesempatan kerja yang sama dengan kaum lelaki.
0 Response to "Kartini Masa Kini"
Posting Komentar