Hari ini tepat tiga tahun saya bekerja, it’s quite a long time I guess. Tiga tahun bekerja bukan berarti sekarang saya memiliki tabungan yang gendut dan bisa hidup santai berfoya-foya. Umh, gaji saya bisa dibilang cukup walau tidak berlebih untuk memuaskan hasrat belanja. But I do feel fine with it.
Percaya deh, saya nggak punya tabungan dalam jumlah yang ‘wow’. Walau saya bekerja di institusi perbankan bukan berarti saya bisa menerapkan gaya hidup hemat dan rutin menabung dengan baik dan benar. Sungguh bukan contoh yang baik untuk ditiru! Iri dengan teman yang punya penghasilan bombastis dan jumlah simpanan segunung di berbagai tabungan, deposito ataupun reksadana? Pasti! Tapiii... ah nggak juga tuh.
Gaji saya memang kecil, tabungan saya juga keseringan di-break untuk jalan-jalan atau membeli sesuatu. Saya cuma karyawan biasa tapi doyan banget nonton, jalan-jalan, belanja, hang out bareng teman-teman yang pastinya membutuhkan biaya. Udah tau gaji kecil tapi kok masih aja melakoni semua hal yang dianggap ‘pemborosan’ itu, bukannya nabung. Kalau gaji gede, kerjaan mapan, baru deehh boleh ‘hura-hura’. Ah, masa iya?
Setelah tiga tahun bekerja, masih berstatus staff di sebuah bank ternama, gaji cukup (bahkan cenderung pas-pasan) dan nggak punya simpanan uang sama sekali! ‘Gila, kemana larinya duit gue???’. Semua teman dekat saya pasti kompak menjawab ‘Tuuuhh liat di lemari baju dan sepatu’. Ahahahaaa... nggak juga. Saya nggak sekonsumtif itu dalam urusan belanja. ‘Lo jalan-jalan mulu siiihh’, ya ampun kayaknya saya nggak sesering itu juga jalan-jalannya. Jadi kemana dong larinya tuh uang?
Kemana? Nggak tahu kenapa saya nggak terlalu peduli dan nggak pernah memperhitungkan kemana larinya penghasilan selama tiga tahun terakhir ini. Nominal tabungan saya di bank memang minim (banget!), tapi rasanya pengalaman hidup saya lebih kaya dibanding digit angka dalam buku tabungan tersebut. Tabungan hidup saya ada pada pengalaman, petualangan dan perjuangan yang dilakukan sampai detik ini. Hal-hal yang membuat hidup lebih berharga dan bermakna dibanding sekedar bekerja keras mengumpulkan lembaran uang.
Sampai detik bahkan saya masih sering terkejut sendiri dengan semua yang terjadi dalam hidup ini. Bagaimana passion menuntun jalan saya menuju pengalaman yang menyenangkan dalam hidup. Kesukaan saya pada film membuat saya ingin mengeksplorasi tentang film itu sendiri. Belajar film secara otodidak, rajin datang ke berbagai festival film, bertemu sesama movie freak, berdiskusi tentang film, memperbaiki cara mereview film hingga akhirnya beberapa tulisan saya bisa dipublish dalam buletin film independen. Saya hanyalah seseorang yang suka film, tapi lihat bagaimana passion telah menuntun jalan hidup saya.
Track record perjalanan saya juga tidak sebanyak orang-orang lainnya tetapi saya berusaha memaknai setiap langkah yang telah dijejakkan. Membuat saya lebih menghargai negara sendiri, belajar kebudayaan lain serta bertemu banyak orang baru yang menambah pengalaman dan petualangan dalam hidup yang hanya sebentar ini. Tiket menuju pengalaman dan petualangan baru di benua biru sih lebih dari sekedar bonus yang diberikan oleh sesuatu yang bernama passion.
Mengutip salah satu quotes favorit saya dari serial TV Ugly Betty, 'Its not how much you have, its about how you spend it', yang terpenting bukanlah berapa banyak uang yang kita miliki tapi bagaimana kita menggunakannya. Sudah menjadi kodrat manusia untuk tidak pernah merasa puas dengan apa yang dimiliki, sebesar apapun pendapatan yang dimiliki pasti akan selalu dan selalu merasa kurang. Jadi mengapa tidak mengubah pola pikir seperti itu, bersyukur dengan apa yang dimiliki dan melakukan hal-hal yang menjadi passion hidup. Waktu kita terlalu berharga jika hanya dihabiskan dengan berkutat pada pekerjaan harian demi gaji bulanan.
Jangan pernah takut mengejar passion dalam hidup masing-masing karena kita tidak pernah tahu kemana passion akan menuntun jalan hidup kita. Tabungan hidup itu jauh lebih bernilai dan bermakna dibanding nominal saldo dalam tabungan kalian. Nggak perlu merasa rugi mengeluarkan dana pribadi demi sebuah passion karena dia akan memberikan sesuatu yang lebih dari setiap sen yang telah kalian keluarkan.
Cape seharian kerja, pulang malem pula, tapi masih diberi pemandangan cantik untuk dinikmati :)
Oh ya satu lagi, kebanyakan teman-teman saya sudah berganti tempat kerja dengan nominal gaji yang pastinya lebih besar. Salah satu cara untuk menaikkan gaji memang dengan pindah ke perusahaan baru dan ‘menjual’ kemampuan bekerja yang telah terbukti di tempat kerja lama. Ngiler juga sih ngeliat gaji mereka yang sekarang jauuuhhh di atas saya, tapi saya nggak tertarik untuk pindah kerja tuh. Bukan karena saya terjebak di zona aman, tapi karena saya menemukan keluarga kedua di tempat ini. Uang sih bisa dicari, tapi teman-teman dekat yang selalu suportif dan pengalaman dalam hidup itu tidak bisa dinilai dengan uang.
0 Response to "Setelah Tiga Tahun Bekerja"
Posting Komentar